Melancong ke Timbuktu, Kota yang Terkenal dengan Harta Karunnya

Timbuktu atau orang Prancis biasa menyebutnya Tombouctou merupakan sebuah kota di negara Mali, Afrika Barat. Secara geografis, Timbuktu terletak sekitar 15 km dari Sungai Niger. Kota yang menjadi pusat penyebaran Islam dan pendidikan ini juga populer dengan harta karunnya.

Terletak di tepian Gurun Sahara, Timbuktu juga punya berbagai pesona pariwisata melalui bangunan bersejarah yang masuk dalam situs warisan dunia UNESCO. Nggak hanya itu, Timbuktu bahkan dikenal memiliki harta karun berupa emas yang melimpah. Buat para pelancong, Timbuktu yang sering disebut ‘ujung dunia’ ini cocok banget buat lo jelajahi.

Penasaran sama fakta menarik dari kota ini? Dan mau tau lokasi yang menarik buat dijelajahi? Berikut ini ulasan selengkapnya.

[readalso url=22914]

Fakta Menarik Timbuktu

Image source: robertharding.com

Timbuktu sendiri didirikan sekitar tahun 1100 Masehi dan saat ini Timbuktu berpenduduk sekitar 54 ribu jiwa. Berada di dekat Sungai Niger dan perbatasan selatan Gurun Sahara, bangunan di kota ini memiliki keunikan yang berbeda dari kota-kota lainnya.

Hal itu karena masyarakatnya menggunakan lumpur dari sungai yang dijadikan sebagai bahan bangunan, jadi warna bangunan di sana bisa dibilang seragam, mulai dari putih sampai yang kecoklatan. Salah satu contoh bangunan paling populer sekaligus ikon Timbuktu yang terbuat dari lumpur adalah Masjid Djingareyber.

Mengutip Wonderpolis, Timbuktu juga terkenal dengan emasnya yang melimpah. Konon katanya, masyarakat di sana membarter emas untuk makan.

Sebagai bagian dari Kerajaan Mali, kota Timbuktu juga menjadi pusat pendidikan. Universitas Sankore menjadi salah satu tempat pembelajaran tertua di sini. Selain itu, Timbuktu juga menjadi tempat ditulisnya ratusan ribu manuskrip ilmu dan pengetahuan Islam, mulai dari astronomi, matematika, pengobatan, sampai hukum.

Kota ini juga nggak luput dari sejarah yang kelam, salah satu yang paling dikenang adalah pada 2012 silam. Pada saat itu, kelompok pemberontak Tuareg dan militan Islam menguasai sebagian Mali, termasuk Timbuktu.

Kota tersebut ditempatkan di bawah hukum Syariah yang ketat, banyak monumen bersejarah yang dirobohkan. Para ekstremis juga membakar banyak manuskrip kuno, kecuali yang diselundupkan ke luar kota oleh para pustakawan pemberani.

Timbuktu akhirnya dibebaskan dari pemberontak dan militan pada 2013. Kini, kota yang merupakan situs warisan dunia UNESCO itu sedang memulihkan kondisinya.

[readalso url=21775]

Perjalanan Panjang ke Timbuktu

Untuk bepergian ke Timbuktu, sepertinya memang perlu usaha keras buat mencapai tempat yang terkenal dengan emasnya tersebut. Karena lo harus menempuh jalur udara maupun darat dengan biaya yang cukup besar.

Dilansir dari berbagai sumber, perjalanan menuju Timbuktu bisa ditempuh menggunakan pesawat dimulai dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta Jakarta menuju Bandara Internasional Modibo Keita di Bamako, Mali. Berbagai penerbangan bisa dipilih dengan jarak tempuh sekitar 26 sampai 39 jam. Biaya yang dikeluarkan untuk perjalanan ini bisa mencapai lebih dari Rp 25 juta.

Lokasi Menarik Buat Pelancong

Karena Timbuktu punya pengaruh besar bagi penyebaran agama Islam di Afrika, maka kota ini terkenal dengan tiga masjid bersejarahnya. Ketiga masjid tersebut adalah Djingareyber, Sankore, dan Sidi Yahia. Konon, tiga masjid tersebut juga dijuluki sebagai oasis di padang Timbuktu.

Lo juga bisa mengunjungi Musee Municipal de Tombouctou yang menawarkan kesempatan buat pelancong untuk melihat barang-barang tradisional dari berbagai kelompok etnis Mali, termasuk senjata, ornamen, alat musik, pakaian, sampai perhiasan tradisional.

Meski Bandara Timbuktu pernah ditutup pada April 2014 lalu, namun akhirnya penerbangan komersil telah mendarat lagi di Timbuktu. Pemulihan kota yang perlahan tapi pasti ini diharapkan bisa segera membuka gerbang pariwisatanya bagi turis penggemar sejarah dan petualangan.